Monday, March 28, 2016

Makalah Tentang Filsafat Pra Socrates serta tokoh-tokohnya

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Dalam menghadapi seluruh kenyataan dalam hidupnya, manusia senantiasa terkagum atas apa yang dilihatnya. Manusia ragu-ragu apakah ia tidak ditipu oleh panca-inderanya, dan mulai menyadari keterbatassannya. Dalam situsi itu banyak yang berpaling kepada agama atau kepercayaan ilahiah.
     Tetapi sudah sejak awal sejarah, ternyata sikap iman penuh taqwa itu tidak menahan manusia menggunakan akal budi dan pikirannya untuk mencari tahu apa sebenarnya yang ada dibalik segala kenyataan (realitas) itu. Proses  mencari tahu itu menghasilkan kesadaran, yang disebut pencerahan. Jika proses itu memiliki ciri-ciri metodis, sistematis dan koheren, dan cara mendapatkannya dapat dipertanggungjawabkan, maka lahirlah ilmu pengetahuan.
     Jauh sebelum manusia menemukan dan menetapkan apa yang sekarang ini kita sebut sesuatu sebagai suatu disiplin ilmu sebagaimana kita mengenal ilmu kedokteran, fisika, matematika, dan lain sebagainya. Umat manusia lebih dulu memifikrkan dengan bertanya tentang berbagai hakikat apa yang mereka lihat. Dan jawaban mereka itulah yang nanti akan kita sebut sebagai sebuah jawaban filsafati.
     Kegiatan manusia yang memiliki tingkat tertinggi adalah filsafat yang merupakan pengetahuan benar meneganai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia. Bagian filsafat yang paling mulia adalah filsafat pertama, yaitu pengetahuan kebenaran pertama yang merupakan sebab dari segala kebenaran.
Meski bagaimanapun banyaknya gambaran yang kita dapatkan tentang filsafat, sebenarnya masih sulit untuk mendefinisikan secara konkret apa itu filsafat dan apa kriteria suatu pemikiran masih sulit untuk mendefinisikan secara konkret apa itu filsafat dan apa kriteria suatu pemikiran hingga kita bisa memvonisnya,karena filsafat bukanlah sebuah disiplin ilmu. Sebagaimana definisinya, sejarah dan perkembangan filsafat pun takkan pernah habis untuk dikupas. Tapi justru itulah mengapa filsafat begitu layak untuk dikaji demi mencari serta memaknai segala esensi kehidupan. 



1.2  Rumusan masalah 
1.  Bagaimana sejarah filsafat yunani ( filsafat alam ) sebelum socrate?

1.3  Tujuan 
1.  Untuk mengetahui sejarah fisafat yunani sebelum Socrates.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Filsafat Yunani pada masa Pra-Socrates.

Filsafat Pra Socrates Bangsa Yunani merupakan bangsa yang pertama kali berusaha menggunakan akal untuk berpikir. Kegemaran bangsa Yunani merantau secara tidak langsung menjadi sebab meluasnya tradisi berpikir bebas yang dimiliki bangsa Yunani.
Menurut Barthelemy, kebebasan berpikir bangsa Yunani disebabkan karna di Yunani sebelumnya tidak pernah ada agama yang didasarkan pada kitab suci. Keadaan tersebut jelas berbeda dengan Mesir, Persia, dan India. Sedangkan Livingstone berpendapat bahwa adanya kebebasan berpikir bangsa Yunani dikarenakan kebebasan mereka dari agama dan politik secara bersamaan . Lahirnya filsafat pra socrates juga disebabkan karena kemenangan akal atas dongeng atau mitos yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu. Para pemikir atau ahli filsafat ini mencoba untuk mencari-cari jawaban tentang akibat terjadinya alam semesta beserta isinya.
Filsafat Pra Socrates juga dapat dikatakan sebagai filsafat alam, karena para ahli filsafat dimasa tersebut menjadikan alam semesta sebagai objek pemikirannya. Tujuan filosofi mereka dalam memikirkan soal alam semesta yaitu untuk mengetahui darimana terjadinya alam atau darimana alam ini berasal, hal inilah yang menjadi sentral persoalan bagi mereka. Pemikiran yang demikian itu merupakan pemikiran yang sangat maju, rasional dan radikal. Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu saja keadaan alam seperti apa yang dapat ditangkap dengan indranya, tanpa mempersoalkannya lebih jauh. Sedang di lain pihak orang cukup puas menerima keterangan tentang kejadian alam dari cerita nenek moyang.
Filosuf yang hidup pada masa pra Socrates disebut para filosuf alam karena objek yang mereka jadikan pokok persoalan adalah alam. Yang dimaksud dengan alam (fusis) adalah kenyataan hidup dan kenyataan badaniah. Jadi, perhatian mereka mengarah kepada apa yang dapat diamati .
Ada beberapa filosof pada masa pra socrates, yaitu :


A.  Thales
Thales adalah ahli filsafat pertama yang hidup  pada abad ke-6 sebelum masehi. Thales adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke Mesir. Ia menemukan ilmu ukur dari Mesir dan membawanya ke Yunani. Ia juga dikenal sebagai seorang yang ahli dalam bidang astronomi dan metafisika. 
Thales memberikan jawaban bahwa segala sesuatu berasal dari air, ia juga menyatakan bahwa bumi ini berasal dari air. Air adalah pusat dan sumber segala yang ada atau pokok dari segala sesuatu. Segala sesuatu berasal dari air dan kembali ke air. Dari air itu terjadilah tumbuh-tumbuhan dan binatang, bahkan tanah pun mengandung air. Argumen Thales merupakan argument yang bukan hanya rasional, tetapi juga observatif.
Pandangan Thales merupakan cara berpikir yang sangat tinggi, karena sebelumnya, orang-orang Yunani lebih banyak mengambil jawaban-jawaban tentang alam dengan kepercayaan dan mitos-mitos yang dipenuhi dengan ketakhayulan. Thales telah membuka alam pikiran dan keyakinan tentang alam dan asal muasalnya tanpa menunggu dalil-dalil yang agamis. 
Selain itu, ia juga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di atas air. Bumi dipandang sebagai bahan yang satu kali keluar dari laut dan kemudian terapung-apung di atasnya. 
Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagat raya memiliki jiwa. Jiwa tidak hanya terdapat di dalam benda hidup tetapi juga benda mati. Teori tentang materi yang berjiwa ini disebut hylezoisme. Argumentasi Thales didasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki jiwa karena mampu menggerakkan besi.


B.  Anaximandros 
Anaximandros adalah salah satu murid Thales. Anaximandros adalah seorang ahli astronomi dan ilmu bumi. Meskipun dia murid Thales namun ia mempunyai prinsip dasar alam satu akan tetapi bukanlah dari jenis benda alam seperti air sebagai mana yang dikatakan oleh gurunya.
Prinsip dasar alam haruslah dari jenis yang tak terhitung dan tak terbatas yang oleh dia disebut Apeiron yaitu zat yang tak terhingga dan tak terbatas serta tidak dapat dirupakan dan tidak ada persamaannnya dengan apapun. Meskipun tentang teori asal kejadian alam tidak begitu jelas namun dia adalah seorang yang cakap dan cerdas. Pendapatnya yang lain yaitu, bumi seperti silinder, lebarnya tiga kali lebih besar dari tingginya. Sedangkan bumi tidak terletak atau bersandar pada sesuatu pun .


C.  Anaximenes
Anaximenes berpendapat bahwa udara merupakan asal usul segala sesuatu. Udara melahirkan semua benda dalam alam semesta ini karena suatu proses pemadatan dan pengeceran, kalau udara semakin bertambah maka muncullah berturut-turut angin, air, tanah dan akhirnya batu. Sebaliknya kalau udara itu menjadi encer yang timbul adalah api.
Pandangan Anaximenes tentang susunan jagat raya bertolak belakang dengan Anaximandros. Menurut Anaximenes bumi ini seperti meja bundar dan melayang di atas udara. Demikian pula matahari, bulan dan bintang. Benda-benda yang ada dijagad raya itu tidak terbenam di bawah bumi sebagaimana yang dipikirkan Anaximandros tetapi mengelilingi bumi yang datar itu, matahari lenyap pada waktu malam tertutup di belakang bagian-bagian tinggi .


D.  Pythagoras 
Pythagoras lahir dipulau Samos yang termasuk daerah Ionia. Dalam kota ini Pythagoras mendirikan suatu tarekat beragama yang bersifat religious, mereka menghomati dewa Apollo.
Menurut kepercayaan Pythagoras, jiwa manusia asalnya dari Tuhan, jiwa itu adalah penjelmaan dari tuhan yang jatuh kedunia karena berdosa dan dia akan kembali kelangit kedalam lingkungan tuhan semula apabila dosanya itu sudah habis dicuci, hidup didunia ini adalah persediaan buat akhirat. Sebab itu dari sekarang dikerjakan hidup untuk hari kemudian.
Pythagoras tersebut juga sebagai ahli pikir. Terutama dalam ilmu matematik dan ilmu berhitung. Falsafah pemikirannya banyak diilhami oleh rahasia angka-angka. Dunia angka adalah dunia kepastian dan dunia ini erat hubungannya dengan dunia bentuk. Dari sini dapat dilihat kecakapannya dia dalam matematik mempengaruhi terhadap pemikiran filsafatnya sehingga pada segala keadaan ia melihat dari angka-angka dan merupakan paduan dari unsur angka.


E.  Heraclitos
Ia lahir dikota Ephesos diasi minor, ia mempunyai pendangan yang berbeda dengan filosof-filosof sebelumnya. Ia menyatakan bahwa asal segala suatu hanyalah satu yakni api. Ia memandang bahwa api sebagai unsur yang asal pandangannya semata-mata tidak terikat pada alam luaran, alam besar, seperti pandangan filosof-filosof Miletos.
Segala kejadian didunia ini serupa dengan api yang tidak putusnya dengan berganti-ganti memakan dan menghidupi dirinya sendiri segala permulaan adalah mula dari akhirnya. Segala hidup mula dari pada matinya. Didunia ini tidak ada yang tetap semuanya mengalir. Tidak sulit untuk mengerti apa sebab Heraklitos memilih api. Nyala api senantiasa memakan bahan bakar yang baru dan bahan bakar itu dan berubah menjadi abu dan asap. Oleh karena itu api cocok sekali untuk melambangkan suatu kesatuan dalam perubahan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada, dan mengubah segala sesuatu itu menjadi abu dan asap. Walaupun sesuatu itu apabila dibakar menjadi abu dan asap, toh adanya api tetap ada. Segala sesuatunya berasal dari api, dan akan kembali menjadi api . Pernyataan itu mengandung pengertian bahwa kebenaran selalu berubah, tidak tetap. Pengertian adil pada hari ini belum tentu masih benar besok. Hari ini 2 x 2 = 4 besok dapat saja bukan empat. Pandangan ini merupakan warna dasar filsafat sofisme .



BAB III
PENUTUP

1.  Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan, yaitu :
-  Pada masa pra-socrates para filusuf mengkaji tentang asal muasal alam semesta beserta isinya.
Ada beberapa filosof pada masa pra socrates, yaitu :
1)      Thales 624-625 SM : menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar (dalam bahasa Yunani arche) segala sesuatu. Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam semesta. Berkat kekuatan dan daya kreatifnya sendiri, tanpa ada sebab-sebab di luar dirinya, air mampu tampil dalam segala bentuk, bersifat mantap, dan tak terbinasakan. Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan makanan semua makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup juga memerlukan air untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi berkurang.
2)      Anaximandros : Prinsip dasar alam haruslah dari jenis yang tak terhitung dan tak terbatas yang oleh dia disebut Apeiron yaitu zat yang tak terhingga dan tak terbatas dan tidak dapat dirupakan tidak ada persamaannnya dengan apapun.
3)      Anaximanes : berpendapat bahwa udara merupakan asal usul segala sesuatu. Udara melahirkan semua benda dalam alam semesta ini karena suatu proses pemadatan dan pengeceran, kalau udara semakin bertambah maka muncullah berturut-turut angin, air, tanah dan akhirnya batu. Sebaliknya kalau udara itu menjadi encer yang timbul adalah api.
4)      Pythagoras (582-496 SM) : Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan.
5)      Heraclitos : Heraclitos mengemukakan pendapatnya, bahwa segala yang ada selalu berubah dan sedang menjadi, ia mempercayai bahwa arche (asas yang pertama dari alam semesta) adalah api. Karena api dianggapnya sebagai lambang perubahan dan kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada, dan mengubahnya sesuatu itu menjadi abu dan asap. Walaupun sesuatu itu apabila dibakar menjadi abu dan asap, toh adanya api tetap ada. Segala sesuatunya berasal dari api, dan akan kembali menjadi api.


2.  kritik dan saran
Didalam pembuatan makalah ini tentunya penulis memiliki banyak kekeliruan yang mungkin tidak disadari oleh penulis. Dari itu, diharapkan kepada seluruh pembaca, jika menemukan kekeliruan dalam makalah yang saya buat ini, maka penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun, supaya penulis tidak lagi melakukan kesalahan yang sama. Dan demi mewujudkan karya-karya ilmiah yang lebih baik.



DAFTAR PUSTAKA

Hadiwijono, Harun, 1980. Sari Sejarah Filsafat Barat 1,Kanisus : Yogyakarta
http://kevinevolution.wordpress.com/2011/11/02/filsafat-pra-socrates/
http://kevinevolution.wordpress.com/2011/11/02/filsafat-pra-socrates/
http://cahayaibnuadam.blogspot.com/2012/02/filsafat-yunani-kuno-pra-socrates.html
http://pendulangan.wordpress.com/2012/09/26/sejarah-perkembangan-filsafat-yunani-kuno/ 
http://khairuddinhsb.wordpress.com/2009/07/19/filsafat-sesudah-masa-socrates-2/ 
Muzairi, 2009. Filsafat Umum, Yogyakarta : Teras 
Tafsir, Ahmad, 2010, Filsafat Umum, Bandung : Remaja Rosdakarya




________________________________________

No comments:

Post a Comment